Cegah Karhutla, Pemerintah Mulai Operasi Modifikasi Cuaca di Riau

Sabtu, 03 Mei 2025

RIAU - Pemerintah pusat resmi mengaktifkan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) di Provinsi Riau sebagai langkah preventif menghadapi ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang meningkat seiring masuknya musim kemarau tahun 2025.

Operasi ini dimulai pada Jumat, 2 Mei 2025, hanya tiga hari setelah Apel Kesiapsiagaan Karhutla yang digelar di Kota Pekanbaru pada Selasa, 29 April 2025. 

Apel tersebut dihadiri Menko Polhukam, Menteri Kehutanan, dan Kepala BNPB, yang menegaskan keseriusan pemerintah dalam penanganan karhutla.

"Pesawat Cessna telah melakukan penyemaian garam ke awan-awan potensial untuk memicu hujan buatan. Fokus utama saat ini adalah wilayah Rokan Hilir yang dikenal sangat rawan terbakar," ujar Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Riau, Jim Ghafur, Sabtu (3/5/2025).

Rokan Hilir dipilih sebagai lokasi prioritas karena memiliki lahan gambut yang luas dan mudah terbakar saat musim kemarau. Keputusan ini juga didukung dengan ketersediaan awan potensial untuk proses penyemaian.

Jim menjelaskan, OMC merupakan hasil koordinasi antara BPBD Riau, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). 

Langkah ini diharapkan dapat membasahi lahan gambut dan mencegah terbentuknya titik api baru.

"Langkah ini bagian dari upaya mitigasi agar karhutla besar seperti tahun-tahun sebelumnya tidak kembali terjadi. Pencegahan harus dilakukan sejak dini," tegas Jim.

BMKG memperkirakan musim kemarau di wilayah Riau akan berlangsung dari awal Mei hingga September. Beberapa wilayah seperti Rokan Hilir, Bengkalis, dan Dumai telah menunjukkan tanda-tanda awal kekeringan yang mengkhawatirkan.

Selain OMC, pemerintah juga meningkatkan patroli darat dan udara. Masyarakat diimbau untuk tidak membuka lahan dengan cara membakar, mengingat dampaknya yang sangat merugikan bagi lingkungan dan kesehatan.

BNPB menegaskan bahwa operasi akan berlangsung selama beberapa pekan ke depan, menyesuaikan dengan kondisi cuaca dan ketersediaan awan. Bila diperlukan, durasi operasi akan diperpanjang.

"Kami juga menjalin kerja sama dengan TNI, Polri, dan Manggala Agni untuk memperketat pengawasan dan penegakan hukum di lapangan," tambah Jim.